Belajar Matematika Ala Montessori di Sekolah: Metode Asyik untuk Anak Usia TK
Bunda, pernahkah Anda merasa bahwa matematika seringkali dianggap sebagai mata pelajaran yang menakutkan, terutama bagi anak-anak usia dini? Namun, dengan pendekatan yang tepat, belajar matematika dapat menjadi aktivitas yang menyenangkan dan menarik bagi mereka.
Metode Montessori menawarkan cara belajar matematika yang unik dan efektif, khususnya untuk anak-anak usia Taman Kanak-kanak (TK). Metode Montessori menekankan pembelajaran melalui pengalaman langsung dan manipulasi benda-benda konkret.
Anak-anak tidak hanya belajar menghafal angka, tetapi juga memahami konsep-konsep matematika secara mendalam melalui aktivitas yang melibatkan indra mereka.
Di sekolah-sekolah yang menerapkan metode Montessori, matematika diajarkan dengan cara yang menyenangkan dan interaktif, sehingga anak-anak dapat mengembangkan rasa ingin tahu dan cinta terhadap matematika sejak dini.
Salah satu ciri khas metode Montessori dalam pembelajaran matematika adalah penggunaan alat peraga yang dirancang khusus. Alat peraga ini tidak hanya membantu anak-anak memahami konsep-konsep abstrak, tetapi juga mengembangkan keterampilan motorik halus dan koordinasi mata-tangan mereka.
Anak-anak akan belajar menghitung, mengurutkan, dan membandingkan benda-benda dengan cara yang menyenangkan dan interaktif.
Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang metode Montessori dalam pembelajaran matematika di sekolah TK. Kami akan menjelaskan prinsip-prinsip dasar metode Montessori, alat peraga yang digunakan, dan manfaatnya bagi perkembangan anak-anak.
Kami juga akan memberikan rekomendasi sekolah dengan pendekatan Montessori terbaik untuk mendapat pembelajaran matematika yang menyenangkan.
Perbedaan Belajar Matematika Konvensional dengan Metode Montessori untuk Anak TK
Sebelum membahas lebih lanjut tentang kegiatan matematika ala Montessori, penting untuk memahami bagaimana metode ini berbeda dari pendekatan konvensional yang sering diterapkan di sekolah-sekolah.
Pendekatan Sensorik vs. Teori Abstrak
Dalam metode Montessori, anak-anak belajar matematika melalui pengalaman sensorik dengan menggunakan bahan konkret, seperti manik-manik berwarna, balok angka, dan alat bantu lainnya. Sedangkan dalam metode konvensional, pembelajaran sering kali berbasis teori dan lebih abstrak, seperti dengan menggunakan lembar kerja dan hafalan.
Pembelajaran Berbasis Eksplorasi vs. Instruksi Langsung
Montessori memungkinkan anak untuk mengeksplorasi dan menemukan konsep sendiri melalui permainan dan interaksi dengan alat peraga. Sebaliknya, metode konvensional lebih banyak menggunakan pendekatan instruksi langsung dari guru.
Belajar Sesuai Ritme Anak vs. Kurikulum Ketat
Salah satu prinsip utama Montessori adalah menghormati kecepatan belajar anak. Sementara dalam sistem konvensional, kurikulum sering kali ditetapkan dengan jadwal yang ketat dan seragam untuk semua anak.
Interaktif dan Mandiri vs. Pasif dan Terstruktur
Anak-anak dalam sistem Montessori didorong untuk belajar secara mandiri melalui eksplorasi dan manipulasi benda konkret. Sebaliknya, dalam sistem konvensional, anak-anak sering kali pasif menerima instruksi dan bekerja secara terstruktur sesuai dengan buku pelajaran.
Dengan perbedaan ini, metode Montessori menawarkan cara yang lebih menyenangkan dan efektif bagi anak-anak usia TK dalam memahami konsep matematika sejak dini.
5 Kegiatan Belajar Matematika dengan Metode Montessori
Setelah memahami perbedaan mendasar antara metode Montessori dan metode konvensional, metode montessori memiliki ciri khas seperti menggunakan alat peraga konkret dan pengalaman langsung, metode ini membantu anak memahami konsep angka, pola, dan operasi matematika dengan cara yang lebih alami.
Berikut adalah lima kegiatan belajar matematika Montessori yang bisa diterapkan di sekolah atau di rumah untuk anak usia TK:
1. Mengelompokkan Benda
Aktivitas ini melibatkan anak dalam mengelompokkan objek berdasarkan karakteristik tertentu, seperti warna atau bentuk. Misalnya, anak dapat diminta untuk memisahkan mainan berdasarkan warna atau jenisnya. Kegiatan ini membantu mengembangkan keterampilan motorik halus dan mempersiapkan anak memahami konsep pola dan kategori.
Contohnya, saat membereskan mainan, ajak anak untuk mengelompokkan mainan mobil dengan mobil, boneka dengan boneka, atau mainan berdasarkan warna.
Ketika mencuci pakaian, minta anak membantu menyortir kaus kaki berdasarkan warna atau pemiliknya.
Saat berbelanja buah, minta anak memilih dan mengelompokkan buah-buahan berdasarkan jenisnya (misalnya, apel, jeruk, pisang).
2. Mengenalkan Angka 1-10 Melalui Benda Konkret dan Aparatus Montessori
Sebelum mengenalkan simbol angka, penting bagi anak untuk memahami konsep jumlah. Orang tua dapat menggunakan benda-benda seperti buah, kancing, atau mainan kecil untuk menunjukkan jumlah dari 1 hingga 10. Misalnya, letakkan tiga apel di depan anak dan jelaskan bahwa itu mewakili angka tiga.
Biarkan anak menghitung dan menyentuh benda-benda tersebut untuk memperkuat pemahaman mereka tentang kuantitas. Contohnya, saat makan, hitung jumlah potongan buah atau sayuran yang ada di piring anak. Saat bermain dengan mainan, hitung jumlah mobil, boneka, atau balok yang dimiliki anak.
3. Mengenalkan Bentuk Geometri
Anak dapat diperkenalkan pada bentuk-bentuk geometri dasar seperti lingkaran, segitiga, dan persegi melalui objek sehari-hari. Misalnya, menggunakan sedotan yang dibentuk menjadi segitiga atau persegi, atau memotong kertas menjadi berbagai bentuk geometri. Dengan meraba dan memanipulasi bentuk-bentuk ini, anak belajar mengenali dan membedakan berbagai bentuk geometri.
Contohnya, tunjukkan bentuk lingkaran pada piring, bentuk persegi pada kotak makanan, atau bentuk segitiga pada potongan pizza saat makan.
Atau saat bermain, gunakan balok untuk membuat bangunan dengan berbagai bentuk geometri. Contoh berjalan-jalan, tunjukkan bentuk-bentuk geometri yang ditemukan di lingkungan sekitar, seperti jendela berbentuk persegi atau atap rumah berbentuk segitiga.
4. Melibatkan Anak dalam Aktivitas Sehari-hari
Mengintegrasikan belajar matematika dalam rutinitas harian dapat memperkuat pemahaman anak. Contohnya, saat berbelanja, ajak anak menghitung jumlah barang yang dimasukkan ke keranjang atau membandingkan harga produk. Saat memasak, libatkan anak dalam menakar bahan-bahan, yang membantu mereka memahami konsep ukuran dan volume.
Misalnya, saat berbelanja, ajak anak menghitung jumlah barang yang dimasukkan ke keranjang atau membandingkan harga. Kegiatan memasak, libatkan anak dalam mengukur bahan-bahan atau mengatur waktu memasak. Kegiatan lainnya mengatur meja makan, minta anak menghitung jumlah piring, sendok, dan garpu yang dibutuhkan.
5. Bermain dengan Mainan Edukatif
Menggunakan mainan edukatif yang dirancang khusus untuk mengajarkan konsep matematika dapat membuat pembelajaran lebih menyenangkan. Misalnya, “Berhitung Smart Box: Montessori Edutoys” adalah alat yang menggabungkan berbagai aktivitas untuk mengasah keterampilan matematika anak, seperti mengenal angka, berhitung, dan memahami konsep ganjil-genap.
Contohnya, Gunakan balok susun untuk mengajarkan konsep pola dan urutan. Gunakan permainan papan yang melibatkan angka dan perhitungan sederhana. Lalu gunakan alat bantu hitung seperti sempoa atau manik-manik untuk memperkenalkan konsep penjumlahan dan pengurangan.
Anak juga perlu berkenalan dengan berbagai alat hitung matematika apparatus montessori yang biasanya digunakan untuk membantu anak mengenal angka dan menghitung dengan benar. Berikut contoh gambar aparatus montessori math yang digunakan dalam metode montessori.
Belajar Matematika Ala Montessori Bersama TK Islam Albata!
Metode Montessori untuk belajar matematika menawarkan cara belajar matematika yang lebih menyenangkan, interaktif, dan efektif bagi anak-anak usia TK. Dengan menggunakan alat peraga konkret dan pengalaman eksploratif, anak dapat memahami konsep dasar matematika dengan lebih mudah.
Dibandingkan dengan metode konvensional yang cenderung berbasis hafalan dan instruksi langsung, Montessori lebih menghargai ritme belajar anak dan memungkinkan mereka untuk memahami cara belajar matematika dengan cara yang alami dan menyenangkan.
Bahkan dalam sebuah penelitian menyatakan bahwa mempelajari matematika dengan peraga akan menambah pemahaman anak dan kemampuan kognitif.
Banyak bukti menunjukkan bahwa efektivitas pembelajaran dapat ditingkatkan ketika diwujudkan dalam banyak modalitas (Barsalou et al., 2003); dan ada manfaat khusus ketika tangan terlibat dalam proses belajar (Beilock and Goldin-Meadow., 2010; Cook et al., 2010). Menggunakan benda-benda untuk melibatkan anak-anak dalam pembelajaran memastikan terwujudnya keterlibatan individu secara manual. Selain itu, pembelajaran berbasis objek menghasilkan proses yang lebih aktif dan aktivitas pembelajaran yang lebih baik (Glenberg et al.,2004). Penelitian pada program prasekolah di tujuh negara ditemukan bahwa pembelajaran yang melibatkan berbagai objek yang dapat dimanipulasi mendorong perkembangan kognitif lebih pesat (Montie et al., 2006). 1
Nah, bunda selaras dengan pembahasan di atas, salah satu TK dengan metode montessori terbaik yang memberikan pengalaman pembelajaran matematika menyenangkan ada di TK Montessori Albata.
Mengingat banyaknya keuntungan bergabung dengan TK Albata, jangan ragu untuk menyekolahkan ananda ke TK Albata. TK Albata memiliki kurikulum komprehensif terkait pendidikan anak usia dini serta penerapan keislaman untuk membantu meningkatkan iman si kecil.
Tunggu apalagi, segera daftarkan buah hati Anda bersama TK Montessori Islami Albata. Untuk informasi selengkapnya cek di akun instagram @albata.id atau menghubungi admin dengan KLIK DISINI.
Jika Anda ingin anak lebih menyukai matematika sejak dini, metode Montessori adalah pilihan yang tepat. Cobalah beberapa kegiatan di atas dan lihat bagaimana anak Anda menikmati proses belajar dengan cara yang lebih asyik!
Reference
- Kurniyatul Faizah dkk. 2024. Efektivitas Penerapan Metode Montessori Dalam Upaya Membangun Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas 1 MI Tarbiyatus Shibyan Kembiritan Genteng Banyuwangi. ICHES: International Conference on Humanity Education and Society ↩︎