Lembaga Pendidikan Montessori Islam

Belajar Islam dengan Fun Learning, Siapa Takut! Simak Begini Cara Mempraktekannya

belajar islam
April 9, 2025

Bunda, belajar islam dengan anak tentu perlu adanya pendekatan yang menyenangkan agar materi yang disampaikan mudah terserap pada anak bukan? Sayangnya, tak jarang kita menemui tantangan ketika mengenalkan nilai-nilai Islam kepada seperti pembelajaran yang monoton hingga cara mengajar yang kurang variatif.

Padahal, mengenalkan Islam sejak dini bisa menjadi langkah tepat untuk melindungi anak dari pengaruh negatif. Lantas, bagaimana caranya agar proses belajar Islami menjadi menyenangkan dan menarik bagi anak-anak? Jawabannya terletak pada pendekatan fun learning.

Konsep fun learning bukan berarti menghilangkan esensi ajaran agama, melainkan mengemasnya dalam format yang lebih interaktif, kreatif, dan sesuai dengan dunia anak-anak. Bayangkan betapa antusiasnya mereka ketika belajar tentang kisah para nabi melalui permainan peran, menghafal surat-surat pendek serta talaqqi dengan permainan.

Pendekatan ini tidak hanya membuat anak-anak lebih mudah menyerap informasi, tetapi juga menumbuhkan kecintaan terhadap agama Islam. Mereka jadi lebih bersemangat untuk belajar islam dengan menyenangkan. Artikel ini hadir untuk memberikan panduan praktis bagi Anda, untuk menerapkan fun learning dalam mengenalkan Islam kepada buah hati. 

Kami akan mengupas tuntas berbagai metode dan aktivitas yang bisa Anda coba di rumah, mulai dari cara bercerita yang menarik, memanfaatkan media visual dan audio, hingga melibatkan permainan dan aktivitas fisik. 

Siapkan diri Anda untuk menyaksikan betapa menyenangkannya proses belajar Islami bagi anak-anak Anda! Mari kita buktikan bersama bahwa belajar Islam itu asyik dan tidak menakutkan sama sekali.

Bagaimana Belajar Mengenalkan Islam dengan Fun Learning?

Anak-anak adalah penjelajah alami. Mereka belajar melalui pengalaman langsung, bukan hanya duduk diam mendengarkan ceramah. Nah, di sinilah fun learning berperan. Fun learning adalah pendekatan belajar yang menekankan pada pengalaman menyenangkan, bermain aktif, dan pembelajaran bermakna. 

Jika diterapkan dalam pendidikan Islam, pendekatan ini menjadi jembatan yang lembut dan menyenangkan untuk mengenalkan ajaran agama sejak dini. Anak usia dini, terutama balita dan anak TK, berada pada fase golden age di mana otak mereka sangat mudah menyerap banyak informasi. 

Maka, mengenalkan nilai-nilai Islam seperti adab, akhlak, shalat, doa harian, hingga nama-nama Allah bisa dilakukan dengan pendekatan bermain sambil belajar (learning by doing). Menurut penelitian dengan metode fun learning dalam pembelajaran keagamaan di usia dini terbukti meningkatkan pemahaman spiritual anak secara signifikan. .

Di sinilah pendekatan dengan metode fun learning dalam mengenalkan islam bisa menjadi pelengkap yang sempurna. Fun learning membantu anak untuk menghargai keunikan tiap anak dengan belajar sesuai dengan kemampuan anak agar hasil maksimal. 

Kini, belajar nilai-nilai Islam, fun learning menjadi media efektif untuk menanamkan iman dan akhlak mulia dari rumah, dengan tetap memperhatikan tahapan tumbuh kembang anak. Pembelajaran ini menarik untuk dicoba kan Bunda? 

5 Cara Belajar Islam dengan Fun Learning

Nah, bunda setelah Anda tahu bahwa belajar islam dengan fun learning bisa sangat menyenangkan bagi anak, maka kenali berbagai cara dan metode yang tepat dalam menggunakan berbagai media dalam belajar islam. 

1. Gunakan Media Visual dan Interaktif

Alih-alih hanya membacakan buku, cobalah mengenalkan huruf hijaiyah atau nama-nama Allah dengan kartu gambar, puzzle, atau permainan papan buatan sendiri. Anak-anak cenderung lebih cepat menyerap informasi ketika disertai warna cerah dan bentuk menarik.

Contoh kegiatan:

  • Membuat tempelan dinding untuk mengenal huruf hijaiyah dengan menyenangkan. Anak bisa belajar berbagai huruf hijaiyah dengan menentukan hurufnya lalu memegang dan menebak warna seperti puzzle.
  • Menonton video animasi Islami tentang sirah para nabi, salah satu rekomendasi tontonan inspiratif yang bisa diajarkan ke anak yakni youtube Albata Islamic Montessori School. 

2. Bermain Peran (Role Play)

Mengajak anak bermain dan membayangkan setiap cerita sirah serta belajar akhlak dan adabnya dengan role play. Ustadzah bisa menggambarkan bagaimana panjangnya perjuangan para nabi dengan menunjukkan contoh perannya. Hal Ini juga membantu membentuk identitas positif anak sebagai Muslim.

Contoh:

  • Bermain peran shalat berjamaah di rumah, anak bisa jadi imam dan orang tua jadi makmum. Ustadzah juga bisa menunjukkan cerita kisah para nabi dan membuat sejumlah replika untuk mendukung anak mengimajinasikan cerita tersebut.
  • Bermain pasar dengan konsep kejujuran Rasulullah saat berdagang.

3. Membacakan Kisah-Kisah Nabi dan Sahabat

Cerita adalah jembatan terbaik antara hati anak dan pesan yang ingin disampaikan. Dengan gaya bercerita yang ekspresif dan dialog menarik, anak akan lebih mudah memahami dan meneladani akhlak Rasulullah dan para sahabat.

Agar lebih menarik:

  • Gunakan boneka tangan saat bercerita. Boneka tangan merupakan alat peraga yang sangat efektif untuk menarik perhatian anak-anak dan membuat cerita menjadi lebih hidup. Serta menciptakan suasana interaktif dan menyenangkan bagi anak. 

Boneka tangan memiliki daya tarik visual dan kemampuan bergerak yang dapat menghidupkan karakter dalam sebuah cerita. Selain itu, libatkan anak dalam membuat ilustrasi ceritanya.

4. Kegiatan Kreatif Membuat Kolase dan Kerajinan Islami

Kegiatan seni tidak hanya mengasah kreativitas anak, tapi juga bisa menjadi sarana untuk menghafal doa, mengenal huruf Arab, atau membuat kaligrafi sederhana.

Beberapa ide:

  • Kolase lafaz Basmallah dari potongan kertas warna-warni. Penggunaan kertas warna-warni memberikan kebebasan kepada anak-anak untuk berkreasi dengan kombinasi warna yang mereka sukai. 

Mereka dapat memilih warna untuk setiap huruf atau menghias latar belakang kolase sesuai dengan imajinasi mereka. Ini adalah cara yang menyenangkan untuk mengekspresikan diri melalui seni.

  • Membuat kalender Ramadan mini dari kardus bekas, sebagai hitungan mundur menuju Idul Fitri. Membuat kalender membantu anak-anak memahami konsep waktu, urutan hari dalam satu bulan, dan bagaimana Ramadan berlangsung selama kurang lebih 29 atau 30 hari. Ini juga menjadi visualisasi yang nyata tentang berapa hari lagi mereka akan merayakan Idul Fitri

Mengenalkan ajaran Islam tidak harus menunggu anak “siap”. Justru, masa usia dini adalah waktu emas untuk membentuk fondasi iman dan karakter. Dengan menggabungkan metode fun learning dalam belajar islam bisa membuat proses ini bisa menjadi pengalaman menyenangkan dalam mengenalkan tauhid, sirah hingga akhlak dan abab.

Belajar agama seharusnya tidak membebani, tapi mendekatkan. Karena ketika anak merasa Islam adalah bagian dari keceriaan harinya, insyaAllah ia akan tumbuh menjadi pribadi yang mencintai agamanya dengan tulus.

Belajar Islam dengan Menyenangkan Bersama Private Home Visit Albata 

Bagaimana Bunda, mengajarkan nilai islam pada anak akan menyenangkan dengan metode fun learning bukan? Untuk membantu mewujudkan cara pembelajaran yang menyenangkan, Bunda dan ayah perlu mempersiapkan tempat belajar yang cocok untuk anak. 

Seperti kelas private home visit Albata yang membantu anak dalam belajar nilai-nilai islam secara private dan menyenangkan. Pembelajaran ini dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang optimal bagi setiap anak. 

Bunda tidak hanya memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar islam, namun belajar mengaji hingga mengasah kemampuan motorik, sensorik dengan metode montessori. 

Dalam rancangan pembelajaran privat di rumah yang ditawarkan Albata, setiap sesi dirancang dengan alokasi waktu 60 menit, sebuah rentang waktu yang terukur untuk menjaga fokus dan daya serap anak-anak usia dini. Durasi ini diyakini sebagai takaran yang pas untuk menyajikan materi pelajaran yang kaya tanpa memicu kelelahan atau kebosanan.

Frekuensi pertemuan diatur sebanyak delapan kali dalam sebulan, yang setara dengan dua kali kunjungan dalam satu minggu. Ritme ini memberikan kesinambungan yang penting dalam proses belajar, memungkinkan anak-anak untuk mengulang dan memperdalam pemahaman mereka terhadap materi yang telah dipelajari.

Dalam model pembelajaran ini, setiap anak mendapatkan perhatian penuh dari ustadzah, dengan rasio satu murid per satu pengajar. Pendekatan ini memungkinkan pengajar untuk menyesuaikan metode pengajaran dengan kebutuhan unik dan gaya belajar masing-masing anak.

Ustadzah Albata akan mendatangi kediaman murid, menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan familiar bagi anak. Hal ini juga memberikan fleksibilitas bagi orang tua dalam mengatur jadwal pembelajaran.

Sebagai tambahan, setiap murid akan menerima paket perlengkapan belajar yang dirancang khusus untuk mendukung proses pembelajaran. Paket ini berisi materi dan alat-alat yang relevan dengan kurikulum yang diajarkan. 

Selain itu, setiap murid akan mendapatkan paket perlengkapan awal yang dirancang khusus untuk memulai kelas privat home visit Albata. Starter kit ini berisi materi dan alat-alat yang dibutuhkan untuk memulai kelas.

Bagaimana tertarik untuk bergabung dengan kelas private home visit Albata? Klik button whatsapp di bawah ini untuk mendapatkan informasi selengkapnya. 

Leave A Comment:

Your email address will not be published. Required fields are marked *