Lembaga Pendidikan Montessori Islam

Baby Walker Untuk Anak Tidak Dianjurkan? Simak Penjelasan Selengkapnya Disini

baby walker untuk anak
March 19, 2025

Bunda pernah lihat bayi yang asyik banget keliling rumah pakai baby walker untuk anak? Lucu ya kelihatannya. Tapi, tahu nggak sih, ternyata baby walker untuk anak menurut sejumlah ahli tidak dianjurkan buat anak-anak, lho.

Ada sejumlah penelitian yang dilakukan mengenai korelasi baby walker untuk anak dengan proses kemampuan berjalan anak yang justru mengalami penurunan akibat alat ini. Ternyata, ada beberapa alasan yang bikin alat ini kurang baik buat perkembangan anak. Salah satunya, baby walker untuk anak bisa bikin anak jadi malas belajar jalan sendiri. 

Padahal, proses belajar jalan itu penting banget buat melatih otot-otot kaki dan keseimbangan tubuh mereka. Selain itu, baby walker untuk anak juga bisa bikin anak berisiko mengalami cedera. Soalnya, mereka jadi bisa bergerak terlalu cepat dan nggak terkontrol. 

Akibatnya, mereka bisa menabrak benda-benda di sekitar atau bahkan jatuh dari tangga. Wah, ngeri juga ya. Makanya, penting banget buat kita sebagai orang tua buat tahu lebih banyak tentang bahaya baby walker untuk anak ini.

Selanjutnya, simak artikel ini selengkapnya untuk mendapatkan informasi yang lebih detail terkait baby walker untuk anak dan cara menstimulasi anak berjalan tanpa baby walker. 

Mengapa Para Pakar Tidak Menganjurkan Baby Walker Untuk Anak? 

Baby walker sering dianggap sebagai alat bantu yang dapat mempercepat proses bayi belajar berjalan. Banyak orang tua menggunakan baby walker dengan harapan anak mereka akan lebih cepat mandiri dalam melangkah. Namun, banyak penelitian menunjukkan bahwa penggunaan baby walker justru dapat berisiko bagi perkembangan bayi.

1. Meningkatkan Risiko Cedera

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Casman pada Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat 2021 menjelaskan bahwa riwayat menggunakan baby walker pada anak dalam sebuah keluarga berpotensi 87% mengalami kecelakaan [1]

Penggunaan baby walker dapat meningkatkan risiko cedera pada bayi. Hal ini dikarenakan baby walker memungkinkan bayi untuk bergerak lebih cepat dari yang seharusnya, sehingga lebih rentan terhadap kecelakaan seperti jatuh dari tangga atau terbentur benda keras.

2. Tidak Meningkatkan Kemampuan Berjalan

Dalam penjelasan yang lain, baby walker yang biasa mengontrol diri sendiri pada anak rentan akan bahaya terutama menabrak dan berjalan. Maka dari itu, bahwa baby walker tidak membantu bayi berjalan lebih cepat. 

Sebaliknya, bayi yang menggunakan baby walker cenderung mengalami keterlambatan dalam perkembangan motorik karena mereka tidak menggunakan otot kaki dan tubuh bagian bawah secara optimal saat belajar berdiri dan melangkah.

3. Mengganggu Perkembangan Motorik

Baby walker membuat bayi bergantung pada dukungan eksternal, sehingga mereka tidak belajar untuk menjaga keseimbangan dengan baik. Dalam sebuah studi yang sudah dirangkum oleh Casman (2021) menyatakan bahwa 

Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa penggunaan baby walker tidak efektif sebagai stimulasi dini agar anak cepat berjalan. Beberapa efek negatif justru ditemukan antara lain kelainan melangkah dan menapak, sampai tidak anak melewati perkembangan merangkak [2]

Bayi yang menggunakan baby walker cenderung mengalami kesulitan dalam mengembangkan koordinasi dan postur tubuh yang baik saat berjalan.

4. Dapat Menghambat Perkembangan Kognitif

Selain berdampak pada motorik, baby walker juga dikaitkan dengan gangguan perkembangan kognitif bayi. Hal ini terjadi karena bayi lebih banyak mengandalkan alat daripada eksplorasi alami seperti merangkak, duduk, dan berdiri sendiri yang penting untuk perkembangan otak.

Karena berbagai alasan tersebut, banyak pakar yang memilih untuk tidak merekomendasikan untuk tidak menggunakan baby walker dan lebih memilih metode alami dalam melatih bayi belajar berjalan.

Cara Melatih Anak Berjalan Tanpa Baby Walker untuk Anak

Sebagai alternatif, ada banyak cara alami dan lebih aman untuk membantu perkembangan motorik anak tanpa menggunakan baby walker. Berikut adalah beberapa metode yang direkomendasikan oleh IDAI[2]:

1. Tummy Time

Tummy time atau waktu tengkurap sangat penting untuk memperkuat otot leher, punggung, dan tangan bayi. Aktivitas ini membantu bayi dalam mengembangkan kontrol tubuh yang lebih baik sebelum mereka mulai merangkak dan berjalan. Anak juga bisa mulai dibiasakan untuk duduk dengan kaki memijak ke lantai tanpa sandaran. 

2. Merangkak dan Berguling

Merangkak adalah tahap penting dalam perkembangan motorik bayi karena melatih koordinasi tangan dan kaki serta keseimbangan tubuh. Pastikan bayi memiliki ruang yang cukup untuk bereksplorasi secara aman. 

Anda bisa memberikan mainan pada jarak tertentu dan mulai mengajak anak untuk mengambil mainan yang diletakkan dengan posisi yang lebih tinggi. 

3. Berdiri dengan Dukungan

Alih-alih menggunakan baby walker, bantu bayi berdiri dengan menopangnya menggunakan tangan atau membiarkan mereka berpegangan pada perabot yang stabil seperti meja atau sofa. Ini membantu memperkuat otot kaki secara alami.

4. Gunakan Push Walker atau Push Toy

Push walker atau push toy (mainan dorong) adalah pilihan yang lebih aman dibandingkan baby walker. Berbeda dengan baby walker yang membuat bayi menggantungkan diri pada alat, push walker memungkinkan bayi mengontrol gerakan mereka sendiri dengan tetap menjaga keseimbangan.

5. Stimulasi dengan Mainan Sensorik

Mainan seperti bola, boneka empuk, atau puzzle sederhana dapat membantu bayi mengembangkan keterampilan motorik halus dan kasar. Mainan yang merangsang indera sentuhan juga dapat meningkatkan koordinasi tangan dan mata bayi.

6. Latih dengan Aktivitas Sehari-hari

Biarkan bayi belajar berjalan dengan cara alami, seperti meraih benda yang menarik perhatian mereka atau berjalan dengan bantuan orang tua. Aktivitas ini lebih efektif dalam melatih keseimbangan dan koordinasi dibandingkan penggunaan baby walker.

Pada kegiatan ini, anak bisa mulai dibiasakan untuk bermain kuda-kudaan, bersepeda, bermain dengan berdiri, mendorong kursi, hingga membiasakan untuk mendorong sesuatu dengan push walker. 

Anda perlu mulai menyadari jika, anak mulai mengalami masalah otot tidak simetris, kedua otot bahu tegang, duduk menumpu pada ekor hingga posisi duduk W pada anak, maka selain memperbaiki posisi duduknya, Anda beri waktu istirahat bagi anak selama proses belajar berjalan. 

Kesimpulan

Baby walker mungkin tampak seperti solusi praktis untuk membantu bayi belajar berjalan, tetapi penelitian menunjukkan bahwa alat ini lebih banyak menimbulkan risiko daripada manfaat. Para pakar kesehatan anak menekankan bahwa penggunaan baby walker dapat menyebabkan cedera, menghambat perkembangan motorik, dan bahkan mengganggu kognitif bayi.

Sebagai alternatif, orang tua dapat mendorong perkembangan motorik bayi melalui tummy time, merangkak, berdiri dengan dukungan, serta menggunakan push walker atau push toy yang lebih aman. Dengan pendekatan alami ini, bayi dapat mengembangkan keseimbangan, koordinasi, dan kekuatan otot dengan cara yang lebih sehat dan efektif.

Reference

  1. Casman dkk. 2021. Efek Stimulasi Dini Menggunakan Baby Walker dan Balance Bike Pada Perkembangan Motorik Anak. Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat Vol 5 No 2 
  2. Luh Karunia Wahyuni. 2016. Ikatan Dokter Anak Indonesia.Tips Melatih Anak Berdiri dan Berjalan. Diakses pada 2025 bersumber https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/tips-melatih-anak-berdiri-dan-berjalan
  3. Leave A Comment:

    Your email address will not be published. Required fields are marked *