Anak Sering Bertanya? Ini dia 11 Tips untuk Menghadapinya
Pernah nggak, Buibu, merasa anak lagi jadi “mesin pertanyaan berjalan”? Dari hal kecil seperti, “Kenapa langit biru?” sampai pertanyaan ajaib seperti, “Kalau dinosaurus hidup, mereka bisa main sama aku nggak?” Kadang, kita mungkin tergoda untuk menjawab asal-asalan, atau bahkan bilang, “Sudah, jangan banyak tanya!” Tapi, tahukah Buibu? Rasa ingin tahu anak adalah bagian penting dari perkembangan otaknya.
Mari kita bahas dulu, kenapa sih anak-anak sering banget bertanya?
Alasan Anak Sering Bertanya
- Proses Belajar Alami
Anak-anak, khususnya toddler, sedang berada di fase eksplorasi. Otaknya seperti spons yang ingin menyerap sebanyak mungkin informasi. Bertanya adalah cara mereka memahami dunia. - Mencari Perhatian
Kadang, pertanyaan mereka adalah sinyal sederhana: “Ibu, aku butuh perhatianmu!” Mereka ingin merasa dilihat dan didengar. - Mengembangkan Keterampilan Sosial dan Bahasa
Bertanya melatih anak untuk berkomunikasi, berpikir kritis, dan memahami sebab-akibat. Dengan bertanya, mereka belajar cara berpikir logis.
Kalau Buibu menghadapi anak yang hobi bertanya, yuk kita kelola rasa penasaran mereka dengan cara yang positif. Berikut tipsnya!
Tips Menghadapi Anak yang Sering Bertanya
1. Dengarkan dengan Penuh Perhatian
Kadang kita terlalu sibuk sehingga menjawab sambil lalu, atau malah mengabaikan pertanyaan mereka. Cobalah berhenti sejenak dan benar-benar mendengarkan. Misalnya:
Anak: “Kenapa hujan itu basah?”
Ibu: “Wah, pertanyaan bagus! Yuk kita cari tahu sama-sama!”
Respon seperti ini bikin anak merasa dihargai, sekaligus melatih kebiasaan mencari solusi.
2. Jangan Takut Mengatakan ‘Ibu Nggak Tahu’
Nggak semua pertanyaan anak bisa langsung kita jawab. Dan itu nggak apa-apa! Justru, ini momen buat mengajarkan bahwa belajar adalah proses seumur hidup. Contohnya:
Anak: “Kenapa burung bisa terbang tapi manusia nggak?”
Ibu: “Hmm, Ibu nggak tahu pasti. Gimana kalau kita cari jawabannya di buku atau video?”
Mengajak mereka mencari tahu bersama juga memperkuat bonding, lho!
3. Sesuaikan Jawaban dengan Usia Anak
Jawaban untuk toddler nggak perlu terlalu detail, yang penting cukup sederhana untuk dipahami.
Anak: “Kenapa pohon bisa tinggi banget?”
Ibu: “Karena pohon minum air dari tanah dan makan dari matahari. Jadi dia tumbuh besar, deh!”
Jawaban yang sesuai usia bikin anak tetap tertarik tanpa merasa bingung.
4. Gunakan Metode Visual atau Praktis
Anak-anak suka belajar dengan cara yang menyenangkan. Kalau memungkinkan, gunakan gambar, mainan, atau aktivitas langsung. Misalnya:
Anak: “Kenapa balon bisa terbang?”
Ibu: “Coba kita tiup balon, lalu isi balon lain pakai gas helium. Yuk lihat bedanya!”
Aktivitas ini nggak cuma menjawab pertanyaan, tapi juga memperkaya pengalaman belajar mereka.
5. Ajukan Pertanyaan Balik
Kadang, anak hanya perlu diajak berpikir lebih dalam. Coba ajukan pertanyaan balik untuk merangsang kreativitas mereka. Contohnya:
Anak: “Kenapa ikan nggak punya kaki?”
Ibu: “Kalau ikan punya kaki, menurutmu mereka bisa berenang nggak?”
Dengan cara ini, anak merasa dihargai dan belajar mencari jawaban sendiri.
6. Tetap Sabar dan Jangan Marah
Pertanyaan yang berulang atau sulit mungkin bikin Buibu kehilangan kesabaran. Tapi ingat, anak-anak nggak bermaksud bikin kita kesal. Mereka hanya belajar. Ambil napas dalam-dalam, dan coba jawab dengan lembut.
7. Ajak Anak Memahami Dunia Melalui Kisah Islami
Untuk Buibu Albata, ini momen tepat mengenalkan nilai-nilai Islami. Misalnya:
Anak: “Kenapa kita harus sholat?”
Ibu: “Karena sholat itu cara kita ngobrol sama Allah. Allah itu sayang banget sama kita, makanya kita juga harus ingat sama Allah.”
Jawaban ini nggak cuma menjawab pertanyaan mereka, tapi juga menanamkan fondasi tauhid sejak dini.
8. Berikan Jawaban yang Masuk Akal
Ketika anak mengajukan pertanyaan, jawaban kita sangat memengaruhi cara mereka memahami dunia. Hindari jawaban yang terkesan asal atau tidak masuk akal, seperti “Karena memang begitu” atau “Ayah yang menaruh Adik di perut Bunda.”
Sebagai gantinya, gunakan bahasa yang sederhana namun tetap logis dan sesuai dengan tingkat pemahaman anak. Misalnya, saat anak bertanya, “Kenapa Adik ada di perut Bunda?” Buibu bisa menjelaskan dengan kalimat seperti, “Adik tumbuh di dalam perut Bunda selama 9 bulan, seperti tanaman yang tumbuh dari biji di tanah, hingga akhirnya siap untuk lahir.”
9. Libatkan Anak dengan Bertanya Balik
Tidak semua pertanyaan harus dijawab langsung. Cobalah melibatkan anak dengan menanyakan pendapat mereka. Contohnya, jika anak bertanya, “Kenapa kucing punya kumis?” Buibu bisa merespons dengan, “Hmm, pertanyaan Adik bagus sekali! Menurut Adik, kenapa kucing punya kumis?”
Setelah anak memberikan pendapatnya, lanjutkan dengan memberikan bimbingan untuk mencari jawaban yang lebih akurat. Cara ini melatih kemampuan berpikir kritis anak sekaligus menumbuhkan rasa percaya diri.
10. Tunda Jawaban Jika Diperlukan
Kalau Buibu belum tahu jawaban yang tepat, jangan ragu untuk menunda. Jelaskan kepada anak bahwa Buibu membutuhkan waktu untuk mencari tahu. Misalnya, katakan, “Pertanyaan Adik sangat menarik. Ibu belum tahu pasti jawabannya. Nanti Ibu cari dulu ya!”
Menuliskan pertanyaan anak di secarik kertas atau catatan digital di depan mereka juga bisa menjadi cara untuk menunjukkan bahwa pertanyaan mereka dianggap penting. Anak akan merasa dihargai dan belajar bahwa menemukan jawaban membutuhkan usaha.
11. Ajak Anak Mencari Jawaban Bersama
Jadikan proses menemukan jawaban sebagai aktivitas menyenangkan. Buibu bisa mengajak anak mencari jawaban melalui buku, video, atau bahkan dengan melakukan eksperimen sederhana di rumah. Misalnya, jika anak bertanya, “Kenapa balon bisa terbang?” ajak mereka mengisi balon dengan udara biasa dan helium, lalu amati perbedaannya bersama.
Mengunjungi perpustakaan atau melakukan pencarian online bersama juga bisa menjadi momen bonding yang edukatif. Dengan cara ini, anak belajar bahwa mencari ilmu adalah hal yang seru dan bermanfaat.
Kesimpulan
Menghadapi anak yang sering bertanya adalah tantangan sekaligus kesempatan untuk membangun kedekatan dan mendukung perkembangan mereka. Dengan memberikan jawaban yang masuk akal, melibatkan anak dalam diskusi, menunda jawaban jika diperlukan, serta mencari jawaban bersama, Buibu dapat menjadi partner belajar terbaik bagi si kecil.
Jadi, yuk mulai menjawab pertanyaan anak dengan sabar dan kreatif! Buibu akan terkejut melihat betapa banyak hal yang bisa dipelajari bersama anak dari setiap pertanyaan mereka. 😊
Sumber:
- “Mengatasi Pertanyaan Anak yang Sulit Dijawab.” Alodokter.
- “Why Do Kids Ask So Many Questions?” Verywell Family.
- “How to Answer Kids’ Questions Without Losing Your Patience.” Psychology Today