Lembaga Pendidikan Montessori Islam

Si Kecil Punya Teman Khayalan, Normalkah? Simak Penjelasannya Disini

teman khayalan anak
April 29, 2025

Pernahkah Anda mendapati si kecil bercerita tentang teman yang tak terlihat, mengajaknya bermain, atau bahkan bertengkar dengannya? Sebagai orang tua, mungkin Anda bertanya-tanya, apakah ini normal? Fenomena teman khayalan pada anak-anak seringkali menimbulkan pertanyaan dan kekhawatiran. 

Namun, sebelum panik, penting untuk memahami bahwa teman imajinasi umumnya merupakan bagian dari perkembangan kognitif dan sosial anak usia prasekolah hingga awal sekolah dasar. Artikel ini hadir untuk mengupas tuntas fenomena teman imajinasi pada si kecil. 

Kita akan membahas mengapa anak-anak menciptakan teman imajinasi, apa saja manfaatnya bagi perkembangan mereka, dan yang terpenting, kapan Anda sebagai orang tua perlu merasa khawatir. Mari kita simak penjelasannya lebih lanjut agar Anda dapat memahami dan mendampingi si kecil dengan tepat.

Teman Khayalan pada Anak Menurut Perspektif Psikologi dan Dampaknya

Dalam dunia psikologi teman imajinasi bagi anak adalah bentuk kreativitas dan imajinasi yang sehat menurut penelitian. Hal ini ditunjukkan dari penelitian dalam artikel berjudul Children Imaginary Friend: What’s to Knows 1menunjukkan bahwa sekitar 64 persen anak usia prasekolah memiliki teman khayalan. 

Teman khayalan biasanya muncul di usia 3 sampai 7 tahun ketika perkembangan kognitif dan sosial anak mulai berkembang pesat. Anak yang memiliki teman khayalan umumnya menggunakan karakter imajiner ini untuk menemani mereka dalam bermain, mengatasi rasa kesepian atau bahkan mengekspresikan emosi yang sulit mereka ungkapkan secara langsung. 

Menurut Dr Marjorie Taylor profesor psikologi dari University of Oregon teman imajinasi bagi anak bukanlah tanda adanya masalah psikologis, melainkan teman khayalan seringkali mencerminkan kemampuan anak untuk berpikir kreatif berimajinasi dan memecahkan masalah.  

Namun, penting untuk dipahami bahwa teman imajinasi bisa saja berakibat buruk pada anak, jika sudah melewati batas. Bunda, bisa mulai mewaspadai jika anak mengalami hal ini pada teman khayalannya. 

1. Anak Tidak Memiliki Teman atau Kehilangan Minat Berteman di Dunia Nyata

Teman khayalan biasanya hadir sebagai bagian dari kreativitas anak, tetapi jika mereka mulai menghindari interaksi dengan teman-teman nyata, orang tua perlu memberikan perhatian lebih. Anak yang terlalu terikat pada dunia imajinasi bisa mengalami kesulitan dalam membangun hubungan sosial.

Mengajak anak untuk berpartisipasi dalam aktivitas bersama teman sebaya dapat membantu mengembalikan minat mereka pada pergaulan nyata. Lingkungan yang positif dan komunikasi terbuka akan membuat anak lebih nyaman bersosialisasi dengan teman-temannya.

2. Anak Terlihat Takut pada Teman Khayalannya dan Merasa Tidak Bisa Menghilangkannya

Sebagian besar anak menikmati kehadiran teman imajinasi mereka, tetapi jika anak mulai merasa takut atau tertekan, ini bisa menjadi tanda adanya kekhawatiran yang lebih dalam. Anak mungkin mengeluh bahwa teman imajinasinya tidak mau pergi atau bahkan memberikan instruksi yang membuat mereka tidak nyaman.

Dalam situasi seperti ini, orang tua sebaiknya membantu anak mengatasi ketakutannya dengan lembut. Bicara dengan mereka tentang perasaan yang muncul dan berikan dukungan agar mereka merasa aman dalam lingkungan nyata yang ada di sekitarnya.

3. Anak Menunjukkan Perilaku Kasar 

Jika anak mulai bertindak nakal atau agresif lalu menyalahkan teman imajinasinya atas tindakan tersebut, ini bisa menjadi tanda bahwa mereka kesulitan mengendalikan emosinya. Mereka mungkin menggunakan teman imajinasi sebagai cara untuk menghindari tanggung jawab atas perilaku mereka.

Orang tua perlu membantu anak memahami pentingnya bertanggung jawab atas tindakan mereka. Dengan cara yang tenang dan konsisten, ajarkan anak bahwa setiap orang harus bertanggung jawab atas perbuatannya, tanpa menyalahkan pihak lain, termasuk teman imajinasi mereka.

Cara Tepat Merespon Anak yang Memiliki Teman Khayalan

Sebagai orang tua atau pendidik memahami bagaimana merespon teman khayalan bagi anak dengan tepat sangat penting Tujuannya adalah untuk mendukung perkembangan emosional anak tanpa membuat mereka merasa salah atau aneh Berikut beberapa langkah yang bisa Bunda lakukan: 

1. Meminta Pertolongan Allah 

Bunda, pengalaman dalam mendidik anak tentu menjadi hal pertama bagi Anda. Jika, Anda mengalami fenomena teman imajinasi pada anak jangan panik dulu. Pastikan Anda tahu bahwa anak memiliki fase ‘imajinasinya’ sesuai dengan usianya. 

Selama tidak berlebihan, Anda bisa merespon dengan baik setiap kali anak bercerita tentang teman imajinasinya. Selanjutnya, meminta pertolongan Allah untuk membantu Anda tetap tenang salam proses pengasuhan. 

Salah satu doa untuk meminta perlindungan kepada Allah ﷻ yang dinukilkan dari hadist Rasulullah ﷻ. Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ إِذَا خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ قَالَ: “بِسْمِ اللَّهِ، تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَضِلَّ أَوْ أُضَلَّ، أَوْ أَزِلَّ أَوْ أُزَلَّ، أَوْ أَظْلِمَ أَوْ أُظْلَمَ، أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُجْهَلَ عَلَيَّ”

Artinya:

“Rasulullah ﷺ apabila keluar dari rumahnya, beliau mengucapkan: ‘Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari tersesat atau disesatkan, tergelincir atau digelincirkan, menzalimi atau dizalimi, dan dari berbuat bodoh atau dibodohi.’ (HR. Abu Dawud No. 5094). 

2. Hargai Anak Terlebih Dahulu 

Saat Si Kecil berbicara tentang teman khayalannya, tunjukkan bahwa Anda menghargai cerita tersebut. Tanyakan dengan penuh perhatian tentang siapa teman itu, bagaimana mereka bermain bersama, dan apa yang membuat anak tertarik padanya.

Dengan menggali lebih dalam, orang tua bisa memahami minat dan dunia imajinasi anak. Ini juga menjadi kesempatan untuk mengenali aspek kreativitas yang sedang berkembang dan bagaimana anak mengekspresikan dirinya melalui teman imajinasi tersebut.

3. Jangan Biarkan Teman Khayalan Menjadi Alasan untuk Menghindari Tanggung Jawab

Jika anak mulai menggunakan teman imajinasi sebagai alasan untuk kesalahan yang dibuatnya, orang tua perlu merespons dengan bijak. Hindari teguran keras, namun tetap tegaskan bahwa teman imajinasi tidak bisa bertanggung jawab atas perbuatannya.

Misalnya, saat anak menumpahkan sesuatu dan menyalahkan teman khayalannya, tetap minta ia untuk membersihkan tanpa menyudutkan. Dengan begitu, anak belajar tentang tanggung jawab tanpa merasa dihukum atau kehilangan imajinasi yang dimilikinya.

4. Hindari Menggunakan Teman Khayalan untuk Memanipulasi Anak

Menghargai imajinasi anak itu penting, tetapi jangan jadikan teman imajinasi sebagai alat untuk membujuk mereka melakukan sesuatu. Memaksa anak mengikuti keinginan orang tua dengan alasan teman khayalannya menyukai hal tersebut bisa membuat mereka bingung.

Si Kecil tahu bahwa temannya tidak nyata, sehingga pendekatan seperti ini bisa terasa aneh bagi mereka. Lebih baik ajak anak berdiskusi tentang apa yang mereka sukai secara langsung, tanpa melibatkan dunia imajinasinya.

5. Biarkan Hubungan Anak dengan Teman Khayalannya Berjalan Secara Alami

Walaupun orang tua mengakui keberadaan teman imajinasi, tidak perlu terlalu terlibat dalam interaksi tersebut. Mengajak ngobrol teman khayalan atau berpura-pura berkomunikasi dengannya dapat membuat anak semakin terikat dalam dunia imajinasi.

Jika anak meminta Anda berbicara dengan teman khayalannya, alihkan dengan bertanya langsung pada anak. Dengan cara ini, anak tetap merasa dihargai, tetapi tidak berlarut dalam hubungan imajiner yang bisa berlangsung terlalu lama. 

Pastikan bahwa teman imajinasi anak hanya berlangsung hingga usianya 7 tahun ya Bunda, seiring banyaknya kegiatan anak, biasanya teman imajinasi ini akan hilang dalam benak anak. 

Kesimpulan

Memiliki teman imajinasi bagi anak adalah bagian alami dari proses tumbuh kembang mereka teman khayalan berfungsi sebagai cara anak mengekspresikan emosi mengembangkan imajinasi serta membangun keterampilan sosial dan bahasa yang penting Dengan pendekatan yang penuh pengertian dan dukungan Bunda bisa membantu si kecil menjalani fase ini dengan bahagia dan sehat emosional

Ingatlah bahwa dunia imajinasi anak adalah dunia yang penuh makna yang mendukung perkembangan psikologisnya Jadi dengarkan pahami dan dampingi anak dalam perjalanan kreatifnya ini dengan penuh cinta. 

Reference 

  1. Good Housekeeping. Diakses pada 2025. Why Do Children Have Imaginary Friends, and How Far Do You Have to Play Along? ↩︎

Leave A Comment:

Your email address will not be published. Required fields are marked *