Lembaga Pendidikan Montessori Islam

Cara Tepat Menghadapi Anak Melakukan Kesalahan, Bisa Lakukan Hal Ini

anak melakukan kesalahan
April 29, 2025

Ayah dan Bunda, mendampingi si kecil tumbuh dan belajar tentu tak lepas dari momen anak melakukan kesalahan. Terkadang, respons pertama kita mungkin adalah kekecewaan atau bahkan kemarahan.  Namun, tahukah kita bahwa cara kita menghadapi kesalahan anak memiliki dampak besar pada perkembangan emosional dan kemampuan mereka belajar dari pengalaman?

Artikel ini hadir untuk memberikan panduan praktis bagi Ayah dan Bunda tentang cara tepat menghadapi anak ketika mereka berbuat salah. 

Alih-alih menghukum atau memarahi, kita akan membahas langkah-langkah konstruktif yang bisa diterapkan untuk membantu anak memahami kesalahannya, bertanggung jawab atas tindakannya, dan belajar menjadi lebih baik di kemudian hari. 

Dengan pendekatan yang tepat, kesalahan anak justru bisa menjadi kesempatan berharga untuk mendidik dan mempererat ikatan kasih sayang. Yuk, simak ulasan selengkapnya!

Penyebab Anak Melakukan Kesalahan dan Cara Menghadapinya

Anak melakukan kesalahan adalah bagian dari proses belajar yang tidak bisa dihindari. Setiap tindakan yang keliru memberikan anak kesempatan untuk memahami mana yang benar dan mana yang salah. Penelitian menunjukkan anak-anak masih dalam tahap perkembangan kognitif dan moral sehingga mereka sering kali belum mampu mempertimbangkan konsekuensi dari perbuatannya dengan matang.

1. Perkembangan Kognitif yang Belum Matang

Anak masih dalam tahap belajar memahami aturan dan konsekuensi. Otak mereka, terutama bagian yang mengatur pengambilan keputusan dan kontrol diri, belum berkembang sepenuhnya sehingga mereka lebih rentan melakukan kesalahan.

Sebagai orang tua, memahami bahwa proses ini adalah bagian dari tumbuh kembang anak sangat penting. Dengan pendekatan yang sabar, anak dapat belajar bagaimana membuat pilihan yang lebih baik dalam berbagai situasi.

2. Pengaruh Lingkungan dan Pola Asuh

Lingkungan tempat anak tumbuh sangat mempengaruhi perilakunya. Jika anak terbiasa melihat sikap impulsif atau kurang disiplin di sekitar mereka, kemungkinan mereka akan meniru hal tersebut tanpa menyadari dampaknya.

Orang tua bisa membantu dengan menciptakan lingkungan yang memberikan contoh perilaku positif. Dengan menunjukkan bagaimana menghadapi kesalahan dengan bijak, anak dapat belajar bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi.

3. Dorongan Emosi yang Kuat

Kadang anak bertindak tanpa berpikir panjang karena dorongan emosi yang mereka rasakan. Saat merasa marah, sedih, atau terlalu bersemangat, mereka mungkin melakukan hal yang tidak sesuai tanpa menyadari akibatnya.

Mengajarkan anak cara mengelola emosi mereka adalah langkah penting dalam membantu mereka menghindari kesalahan. Orang tua bisa memberikan strategi sederhana, seperti bernapas dalam atau berbicara tentang perasaan mereka sebelum bereaksi.

4. Kurangnya Pemahaman akan Konsekuensi

Anak sering kali belum sepenuhnya memahami dampak dari tindakan mereka. Mereka mungkin berpikir bahwa melakukan sesuatu hanya untuk bersenang-senang tanpa menyadari efek jangka panjangnya.

Memberikan penjelasan yang sederhana dan jelas mengenai konsekuensi dari setiap tindakan akan membantu anak belajar dari kesalahan mereka. Melalui pembelajaran ini, mereka akan lebih berhati-hati dalam membuat keputusan.

5. Cara Orang Tua Menanggapi Kesalahan Anak

Respon orang tua terhadap kesalahan anak berpengaruh besar terhadap perkembangan mereka. Jika orang tua langsung marah atau menghukum tanpa memberikan kesempatan untuk belajar, anak bisa merasa takut atau bahkan semakin memberontak.

Sebaliknya, pendekatan yang penuh empati dan bimbingan akan membantu anak memahami kesalahan mereka tanpa kehilangan rasa percaya diri. Dengan komunikasi yang baik, mereka akan belajar bagaimana bertanggung jawab dan memperbaiki tindakan mereka.

Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua untuk memahami bahwa anak melakukan kesalahan bukan karena mereka nakal atau gagal. Kesalahan adalah bagian dari perjalanan mereka menuju kedewasaan dan harus ditanggapi dengan cara yang membangun.

Cara Tepat Menghadapi Anak Melakukan Kesalahan

Menghadapi anak melakukan kesalahan memerlukan kesabaran dan strategi yang tepat. Berikut beberapa langkah yang dapat diterapkan orang tua

1. Meminta Pertolongan Allah 


Bunda hal pertama yang bisa Anda lakukan adalah dengan memohon pertolongan dan perlindungannya. Jangan lupa berdoa dan berdzikir kepada Allah ﷻ. Meminta perlindungan kepada Allah ﷻ merupakan bagian dari pengharapan kita sebagai hamba. Seperti dalam Q.S Al-Baqarah:186. 

Setiap kita punya kebutuhan, maka hendaklah manusia berdoa kepada Allah ﷻ, Mohonlah kepada Allah ﷻ agar keinginan terpenuhi. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: 

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku). 

Salah satu doa untuk meminta perlindungan yang bisa kepada Allah ﷻ yang dinukilkan dari hadist Rasulullah ﷻ. Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ إِذَا خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ قَالَ: “بِسْمِ اللَّهِ، تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَضِلَّ أَوْ أُضَلَّ، أَوْ أَزِلَّ أَوْ أُزَلَّ، أَوْ أَظْلِمَ أَوْ أُظْلَمَ، أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُجْهَلَ عَلَيَّ”

Artinya:

“Rasulullah ﷺ apabila keluar dari rumahnya, beliau mengucapkan: ‘Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari tersesat atau disesatkan, tergelincir atau digelincirkan, menzalimi atau dizalimi, dan dari berbuat bodoh atau dibodohi.’ (HR. Abu Dawud No. 5094). 

2. Ajak Anak Berdiskusi Mengenai Kesalahannya

Daripada langsung menghukum, berikan kesempatan bagi anak untuk berbicara tentang apa yang telah terjadi. Tanyakan dengan nada tenang tentang alasan di balik tindakan mereka serta cara untuk memperbaikinya agar kejadian serupa tidak terulang.

Diskusi yang terbuka membantu anak merasa dihargai dan lebih memahami dampak dari perbuatannya. Dengan pendekatan ini, mereka lebih mudah belajar mengambil tanggung jawab serta menemukan solusi yang tepat bagi diri mereka sendiri.

3. Fokus pada Solusi, Bukan Sekadar Menyalahkan

Alih-alih berfokus pada kesalahan yang telah terjadi, bantu anak melihat cara untuk memperbaiki situasi. Misalnya, jika anak tidak sengaja memecahkan barang, ajak mereka mencari solusi, seperti menggantikannya atau meminta maaf kepada orang yang terdampak.

Pendekatan ini mengajarkan anak bahwa setiap kesalahan memiliki konsekuensi dan perlu diperbaiki dengan sikap bertanggung jawab. Mereka juga akan belajar bahwa menghadapi masalah dengan mencari solusi lebih baik daripada menyalahkan diri sendiri atau orang lain.

4. Berikan Konsekuensi yang Mendidik

Konsekuensi adalah bagian penting dalam mengajarkan tanggung jawab kepada anak. Namun, pastikan bahwa konsekuensi yang diberikan bersifat mendidik dan bukan sekadar hukuman. Misalnya, jika anak meninggalkan mainan berserakan, ajak mereka untuk membersihkannya sendiri.

Dengan cara ini, anak belajar untuk bertanggung jawab atas perbuatannya tanpa merasa tertekan atau dipermalukan. Konsekuensi yang diterapkan dengan cara positif akan membantu mereka memahami pentingnya menjaga keteraturan dan disiplin dalam kehidupan sehari-hari.

5. Berikan Teladan yang Baik dalam Menghadapi Kesalahan

Anak belajar lebih banyak dari apa yang mereka lihat dibandingkan apa yang mereka dengar. Jika orang tua menunjukkan sikap menerima kesalahan dan memperbaikinya dengan cara yang baik, anak pun akan belajar melakukan hal yang sama.

Sebagaimana kisah para salafus shalih terdahulu, Bunda perlu memberikan contoh yang baik untuk menjadi teladan terlebih dahulu bagi anak, agar dapat dicontoh dalam kehidupan sehari-hari. 

Keberhasilan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam mendapatkan karunia anak shaleh seperti Isma’il ‘alaihissalam adalah karena beliau sendiri berhasil mendidik dan membentuk dirinya menjadi seorang hamba yang shaleh. Allah Azza wa Jalla menegaskan dalam al-Qur’an:

قَدْ كَانَتْ لَكُمْ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِيْٓ اِبْرٰهِيْمَ وَالَّذِيْنَ مَعَهٗۚ اِذْ قَالُوْا لِقَوْمِهِمْ اِنَّا بُرَءٰۤؤُا مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِۖ 

“Sungguh telah ada untuk kalian teladan yang baik dalam diri Ibrahim dan orang-orang yang bersamanya.” (Terjemahan QS. al-Mumtahanah: 4). 

Menjadi contoh nyata dalam menyikapi kesalahan dengan bijak adalah cara terbaik untuk menanamkan nilai kehidupan. Dengan demikian, anak tumbuh dalam lingkungan yang mengajarkan bahwa setiap orang bisa belajar dari kekeliruan tanpa rasa takut.

6. Dukung Perkembangan Emosional Anak

Penting bagi anak untuk memahami dan mengelola emosinya setelah melakukan kesalahan. Orang tua dapat membantu dengan mengajarkan bahwa merasa sedih, malu, atau kecewa adalah hal yang wajar dan merupakan bagian dari proses belajar.

Dukungan emosional ini memungkinkan anak membangun ketangguhan dalam menghadapi tantangan. Dengan cara ini, mereka akan belajar mengatasi rasa bersalah secara sehat dan tidak terbebani oleh kesalahan yang pernah dilakukan.

7. Hargai Usaha Anak dalam Memperbaiki Kesalahan

Saat anak berusaha memperbaiki kesalahannya, berikan apresiasi atas usahanya. Pujian yang tulus dapat memperkuat perilaku positif dan membuat anak semakin percaya diri dalam memperbaiki diri.

Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam penelitian lain menyebutkan pujian spesifik dan positif mendorong anak untuk terus berusaha menjadi lebih baik. Hal ini akan membangun sikap tanggung jawab serta membentuk pola pikir yang lebih optimis dalam menghadapi tantangan.

Kesimpulan

Dalam mendampingi anak melakukan kesalahan, kunci utamanya adalah membimbing mereka dengan kasih sayang dan ketegasan. Setiap kesalahan yang diperbaiki bersama akan memperkuat hubungan antara orang tua dan anak serta membekali anak dengan keterampilan hidup yang berharga.

Sebagai penutup, ingatlah bahwa perjalanan membesarkan anak penuh dengan tantangan sekaligus kesempatan berharga. Dengan pendekatan yang tepat saat anak melakukan kesalahan, orang tua tidak hanya membentuk perilaku anak, tetapi juga membangun pondasi karakter yang kuat untuk masa depan mereka.

Leave A Comment:

Your email address will not be published. Required fields are marked *