Tips Mengatasi Anak Belum Lancar Mengaji yang Bisa Dilakukan Orangtua
Bunda mungkin ada banyak pertanyaan di benak Anda saat mengetahui anak belum lancar mengaji. Mengapa ananda belum lancar? Apa yang salah dalam proses belajarnya? Hingga cara yang tepat untuk membantunya. Bunda tidak sendirian! Banyak orang tua yang menghadapi tantangan serupa.
Namun, jangan putus asa ya, Bunda. Setiap anak memiliki kecepatan belajar yang berbeda, dan sebagai orang tua, kita memiliki peran penting dalam menstimulasi dan memotivasi mereka. Anda hanya perlu mengetahui tips mengatasi anak belum lancar mengaji yang bisa Anda lakukan.
Artikel ini hadir untuk memberikan solusi praktis bagi Bunda yang sedang mencari cara mengatasi anak yang belum lancar mengaji. Kami akan mengupas tuntas berbagai tips efektif yang bisa Bunda terapkan di rumah agar proses belajar mengaji menjadi lebih menyenangkan dan membuahkan hasil yang optimal. Yuk, kita simak bersama penjelasannya!
Peran Orang Tua dalam Mengajari Anak Belajar Mengaji
Mengajarkan anak membaca Al-Qur’an menjadi salah satu amanah orang tua dalam mendidik buah hati. Namun kenyataannya, banyak anak belum lancar mengaji meskipun sudah mulai belajar sejak usia dini.
Sebelum terburu-buru menilai kemampuan anak, mari kita pahami dulu bahwa setiap anak memiliki ritme belajar yang berbeda. Keberhasilan anak dalam belajar, termasuk membaca Al-Qur’an, sangat bergantung pada keterlibatan orang tua dan pendekatan yang sesuai dengan gaya belajar anak.
Artinya, ketika anak belum lancar mengaji, bukan berarti mereka malas atau kurang cerdas. Bisa jadi mereka hanya belum menemukan metode yang pas. Di sinilah peran orang tua menjadi sangat penting: mendampingi dengan sabar, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, dan mencari solusi yang tepat tanpa tekanan berlebih.
Selain itu, ada beberapa faktor yang membuat anak belum lancar mengaji menurut penelitian yang dilakukan Afriza Dea dalam skripsinya yang berjudul Faktor Penyebab Menurunnya Minat Anak Dalam Belajar Al-Qur’an di TPQ An-Nafi’u Desa Sukarami Kecamatan Seluma1 , antara lain
Faktor Anak
Anak-anak sering kali tidak menyadari pentingnya belajar Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Mereka menganggap mengaji hanya sekadar bisa membaca tanpa memahami manfaatnya secara lebih dalam.
Selain itu, ada pula anak yang kurang bersemangat belajar karena merasa jumlah teman yang mengikuti kelas mengaji terlalu sedikit. Kurangnya teman sebaya yang tertarik membuat mereka enggan untuk ikut serta.
Faktor Keluarga
Kesibukan orang tua dalam pekerjaan sering kali membuat perhatian terhadap pendidikan non-formal, seperti belajar Al-Qur’an, menjadi kurang optimal. Anak membutuhkan dorongan yang konsisten dari orang tua untuk memahami pentingnya mengaji.
Tanpa keterlibatan aktif orang tua, anak cenderung kurang merespons dengan baik terhadap pembelajaran. Motivasi yang minim bisa menyebabkan anak kehilangan minat dalam mengaji secara rutin.
Faktor Sekolah
Sistem sekolah yang kini menerapkan full day school berdampak pada berkurangnya waktu luang anak untuk kegiatan tambahan, termasuk belajar Al-Qur’an. Jadwal yang padat membuat anak mudah lelah dan sulit menyisihkan waktu untuk mengaji.
Ketika anak sudah terbiasa dengan rutinitas sekolah yang penuh, mereka mungkin lebih memilih istirahat atau aktivitas lain daripada meluangkan waktu untuk pendidikan agama yang sifatnya non-formal.
Faktor Teman Sebaya
Anak-anak cenderung dipengaruhi oleh lingkungan sebayanya, termasuk dalam minat belajar Al-Qur’an. Jika teman-temannya tidak mengaji, mereka juga merasa tidak perlu belajar.
Sebaliknya, jika anak berada di lingkungan yang penuh dengan teman yang rutin mengaji, minatnya terhadap Al-Qur’an bisa lebih berkembang secara alami. Lingkungan sangat berperan dalam membentuk kebiasaan anak.
Faktor Perkembangan Teknologi
Kemajuan teknologi membawa dampak besar bagi anak-anak, termasuk dalam kebiasaan belajar Al-Qur’an. Keseringan bermain HP, menonton TV, atau mengakses hiburan digital dapat mengalihkan perhatian mereka dari mengaji.
Jika tidak dikendalikan dengan bijak, teknologi bisa menjadi tantangan dalam membangun kebiasaan belajar agama. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menyeimbangkan penggunaan teknologi dengan kegiatan pendidikan Islam.
Faktor Guru
Peran guru sangat menentukan suasana belajar mengaji. Jika metode pembelajaran kurang menarik atau tidak interaktif, anak akan kesulitan menyerap materi dengan baik.
Guru yang mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan dapat meningkatkan antusiasme anak untuk mengaji. Pendekatan yang tepat bisa membuat anak lebih bersemangat dalam memahami Al-Qur’an.
Tips Mengatasi Anak Belum Lancar Mengaji Bagi Orang Tua
Menghadapi kondisi anak belum lancar mengaji memang tidak mudah. Namun, dengan pendekatan yang tepat dan konsisten, insya Allah proses ini akan menjadi pengalaman belajar yang bermakna, baik bagi anak maupun orang tua. Berikut beberapa tips yang bisa Bunda dan Ayah lakukan di rumah:
1. Kenali Gaya Belajar Anak
Setiap anak memiliki gaya belajar yang berbeda. Ada anak yang lebih mudah memahami melalui audio (mendengar), ada yang visual (melihat), dan ada pula yang kinestetik (belajar dengan bergerak atau praktik langsung). Jika anak belum lancar mengaji, bisa jadi gaya belajarnya belum diakomodasi dengan baik.
Contohnya, jika anak tipe visual, gunakan buku Iqra’ atau kartu huruf berwarna cerah. Jika auditori, perdengarkan murattal Al-Qur’an secara rutin. Penyesuaian sederhana ini bisa membantu anak merasa lebih nyaman dan mudah memahami pelajaran.
2. Buat Jadwal Mengaji yang Konsisten dan Fleksibel
Anak-anak membutuhkan rutinitas yang konsisten namun tidak kaku. Jadwal mengaji harian selama 10–15 menit sudah cukup efektif, asalkan dilakukan dengan fokus dan tidak tergesa-gesa. Jangan lupa, waktu belajar yang menyenangkan lebih penting daripada durasinya.
Menurut penelitian dalam Journal of Islamic Education Studies (2021), keteraturan dalam rutinitas belajar mengaji memberikan rasa aman dan struktur bagi anak, yang pada akhirnya meningkatkan minat dan kemampuan mereka secara bertahap.
3. Jangan Bandingkan Anak dengan Anak Lain
Salah satu kesalahan umum yang sering dilakukan orang tua adalah membandingkan anak dengan saudaranya atau teman-temannya. Misalnya, “Kakakmu dulu cepat bisa baca Iqra’, kok kamu belum bisa?” Padahal, setiap anak memiliki proses belajar yang unik.
Perbandingan seperti ini justru dapat meruntuhkan kepercayaan diri anak dan menurunkan semangat belajarnya. Fokuslah pada progres anak sendiri, sekecil apa pun itu. Beri apresiasi ketika ia berhasil membaca satu huruf dengan benar atau menyelesaikan satu halaman.
4. Gunakan Metode Belajar yang Menyenangkan
Jika anak belum lancar mengaji, coba ubah suasana belajarnya menjadi lebih menyenangkan. Misalnya dengan permainan kartu huruf hijaiyah, kuis tajwid sederhana, atau belajar sambil bernyanyi. Suasana belajar yang terlalu formal dan serius sering membuat anak cepat bosan.
Beberapa program mengaji anak, seperti Home Visit Albata atau kelas Tahsin Anak, juga menggunakan pendekatan bermain dalam pembelajaran agar anak merasa nyaman dan tidak tertekan. Metode semacam ini terbukti meningkatkan daya serap anak terhadap materi.
5. Libatkan Diri Secara Aktif dalam Proses Belajar
Anak-anak sangat senang jika orang tuanya terlibat langsung. Jangan hanya menyuruh anak mengaji, tapi temani mereka. Misalnya, orang tua ikut duduk saat anak belajar, memberi contoh pengucapan huruf yang benar, atau mendengarkan bacaan anak dengan penuh perhatian.
Kehadiran emosional orang tua saat anak belajar akan menciptakan rasa aman dan termotivasi. Dalam jurnal Parenting and Child Development (2018), dijelaskan bahwa keterlibatan orang tua secara aktif sangat berkorelasi dengan peningkatan prestasi akademik dan religius anak.
6. Sabar dan Jangan Memaksa
Salah satu kunci mengatasi anak belum lancar mengaji adalah kesabaran. Setiap huruf, setiap bacaan, butuh waktu untuk dipahami dan dilafalkan dengan benar. Jika anak belum bisa melafalkan huruf ‘ain’ misalnya, beri waktu untuk mencoba berulang kali dengan tenang.
Paksaan hanya akan membuat anak merasa mengaji adalah beban, bukan ibadah yang indah. Islam sendiri mengajarkan bahwa segala sesuatu yang dilakukan dengan sabar dan istiqamah lebih baik hasilnya daripada yang tergesa-gesa.
7. Cari Bimbingan Profesional Jika Dibutuhkan
Jika Bunda dan Ayah merasa sudah mencoba berbagai cara tapi anak belum juga lancar mengaji, jangan ragu untuk mencari bantuan guru privat atau lembaga mengaji anak yang terpercaya. Pastikan pengajarnya berpengalaman, sabar, dan memahami karakter anak.
Program seperti TPQ Online atau Home Visit dari Albata, misalnya, menghadirkan pembelajaran yang fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan individu anak. Dengan bimbingan yang tepat, insya Allah kemampuan anak dalam mengaji akan meningkat seiring waktu.
Mengatasi Hambatan Belajar Mengaji Anak Secara Private Bersama Home Visit Albata
Program Home Visit Albata menjadi pilihan ideal karena mampu menghadirkan pengalaman belajar yang personal, interaktif, dan penuh kasih sayang di rumah sendiri. Anak mendapatkan bimbingan langsung dari ustadzah yang datang ke rumah, menciptakan suasana belajar yang nyaman dan fokus
Dengan pendekatan yang tepat, belajar mengaji bukan lagi menjadi hal yang sulit atau membosankan bagi anak. Selain belajar membaca Al-Qur’an, anak juga dibimbing untuk memahami dan mengamalkan adab, tauhid, fikih, sirah, tahsin, dan tahfidz dalam kehidupan sehari-hari.
Tunggu apalagi, jika Anda tertarik untuk menjadikan anak pintar membaca Al-Qur’an meski di rumah saja, bisa hubungi kami dengan mengklik button whatsapp di bawah ini.
Reference
- Afriza Dea. 2021. Faktor Penyebab Menurunnya Minat Anak Dalam Belajar Al-Qur’an di TPQ An-Nafi’u Desa Sukarami Kecamatan Seluma. Skripsi. Institut Agama islam Bengkulu ↩︎