Lembaga Pendidikan Montessori Islam

6 Cara Anak Belajar Mengungkapkan Perasaan, Bagian Ini Paling Penting Loh Bun! 

anak belajar mengungkapkan perasaan
May 31, 2025

Ayah dan Bunda, melihat si kecil mampu mengungkapkan perasaannya tentu akan memudahkan setiap orang tua mengenali anak. Kemampuan ini bukan hanya tentang meluapkan emosi, tapi juga fondasi penting bagi kesehatan mental, keterampilan sosial, dan kemampuan mereka dalam menyelesaikan masalah di kemudian hari. Maka dari itu, anak belajar mengungkapkan perasaan pada Ayah Bunda itu hal yang penting.

Anak yang bisa menyampaikan apa yang dirasakan cenderung lebih percaya diri, mudah beradaptasi, dan memiliki hubungan yang lebih sehat. Sayangnya, banyak anak yang kesulitan, maka dari situ, peran kita sebagai orang tua menjadi sangat krusial.

Artikel ini hadir untuk membantu Bunda memahami enam cara efektif agar anak belajar mengungkapkan perasaannya. Kita akan membahas berbagai strategi, mulai dari menciptakan lingkungan yang aman untuk berekspresi, mengajarkan kosakata emosi, hingga menjadi pendengar yang aktif dan validatif. 

Membimbing anak untuk mengenali dan mengekspresikan perasaannya adalah investasi jangka panjang untuk kesejahteraan mereka. Yuk, simak bagian yang paling penting ini agar si kecil tumbuh dengan kecerdasan emosional yang baik!

Pentingnya Anak Belajar Mengungkapkan Perasaan kepada Orang Tua

Membantu anak mengenali dan mengekspresikan emosinya dengan baik adalah langkah penting dalam perkembangan psikologis mereka. Berikut beberapa alasan mengapa keterampilan ini perlu dilatih sejak dini.

1. Membantu Anak Mengenali Emosi Dirinya Sendiri

Mengenali dan memahami perasaan adalah fondasi kecerdasan emosional. Anak yang terbiasa menyampaikan emosinya secara terbuka akan lebih cepat memahami apa yang mereka rasakan, baik itu senang, sedih, marah, maupun kecewa.

Pengenalan emosi menjadi kunci bagi anak untuk belajar mengelola perasaan mereka. Saat mereka dapat menamai perasaan yang muncul, mereka lebih mudah menyesuaikan diri dan mengembangkan strategi dalam menghadapi situasi yang menantang.

2. Membangun Hubungan yang Dekat dan Aman dengan Orang Tua

Anak yang merasa nyaman berbicara tentang perasaannya akan tumbuh dengan kepercayaan yang kuat terhadap orang tua. Mereka memahami bahwa setiap emosi yang dirasakan, baik positif maupun negatif, diterima tanpa rasa dihakimi.

Menurut studi dalam Attachment and Human Development Journal, ikatan emosional yang aman antara anak dan orang tua membuat mereka lebih terbuka dalam berkomunikasi. Hal ini membantu mereka memiliki kesehatan emosional yang lebih stabil.

3. Mencegah Masalah Perilaku dan Kesehatan Mental

Jika anak kesulitan mengekspresikan perasaan, emosi yang terpendam dapat muncul dalam bentuk perilaku sulit, seperti agresivitas, menarik diri, atau bahkan mengalami kecemasan berlebih. Tanpa ruang untuk mengungkapkan perasaan, mereka bisa semakin frustasi.

Mengajarkan anak cara menyampaikan emosi adalah langkah penting untuk mencegah munculnya masalah perilaku di kemudian hari. Dengan komunikasi yang terbuka, mereka dapat mengelola stres dengan lebih baik serta memiliki kesejahteraan mental yang lebih kuat.

4. Melatih Empati dan Keterampilan Sosial

Anak yang terbiasa mengungkapkan perasaan dengan baik juga cenderung lebih mudah memahami emosi orang lain. Kemampuan ini memungkinkan mereka untuk menjalin hubungan sosial yang lebih sehat serta menunjukkan sikap empati terhadap teman sebaya.

Keterampilan sosial ini tidak hanya berguna dalam lingkungan sekolah, tetapi juga menjadi pondasi yang penting bagi anak dalam membangun interaksi yang berkualitas sepanjang hidupnya. Dengan memahami dan menghargai perasaan orang lain, mereka akan lebih siap menghadapi berbagai situasi sosial di masa depan.

6 Cara Anak Belajar Mengungkapkan Perasaannya

Setiap anak unik dan memiliki cara belajar yang berbeda. Namun, berikut enam pendekatan yang efektif dan bisa Bunda terapkan di rumah untuk membantu anak belajar mengungkapkan perasaannya secara sehat dan positif.

Namun, perlu diketahui Bunda, bahwa proses dalam belajar mengungkapkan perasaan bagi anak merupakan perjalanan yang panjang. Bahkan dalam sejumlah penelitian menyebutkan bahwa menyampaikan perasaan artinya ada banyak rencana, bahasa, dan skill yang tepat bagi anak. 

Learning to regulate emotions, though, is a complex process. “Emotion regulation calls on so many skills, including attention, planning, cognitive development, and language development,” said Pamela Cole, PhD, a psychologist at Penn State University who studies emotion regulation in early childhood. (2023)1 

Maka dari itu, dalam proses ini tentu perlu strategi yang tepat. Berikut sejumlah cara yang bisa Bunda lakukan untuk mengajarkan anak mengungkapkan perasaan:

1. Menjadi Contoh yang Baik

Anak banyak belajar dari perilaku orang tua. Ketika Ayah atau Bunda terbiasa mengungkapkan perasaan dengan jujur dan tenang, anak akan menirunya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam islam Allah juga memerintah orang tua untuk menjadi contoh yang baik bagi anak dan memastikan anak-anak selalu dalam iman Allah ﷺ. 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ ۝٦

yâ ayyuhalladzîna âmanû qû anfusakum wa ahlîkum nâraw wa qûduhan-nâsu wal-ḫijâratu ‘alaihâ malâ’ikatun ghilâdhun syidâdul lâ ya‘shûnallâha mâ amarahum wa yaf‘alûna mâ yu’marûn

Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar dan keras. Mereka tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepadanya dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (Q.S At Tahrim: 6) 

Misalnya, saat merasa lelah, orang tua bisa mengatakan, “Hari ini Bunda capek banget, boleh ya istirahat dulu sebentar.” Dengan cara ini, anak memahami bahwa mengungkapkan perasaan adalah sesuatu yang boleh dilakukan dan merupakan bagian dari komunikasi yang sehat.

2. Gunakan Bahasa Emosi Sejak Dini

Ajarkan anak kosa kata emosi sejak mereka kecil agar mereka terbiasa mengenali dan menyebutkan perasaan yang sedang dialami. Gunakan media seperti buku cerita bergambar, kartu emosi, atau permainan ekspresi wajah untuk membantu mereka memahami berbagai jenis emosi.

Menurut studi menjelaskan anak yang memiliki kosa kata emosi yang luas lebih mampu mengelola stres dan konflik dengan baik. Dengan mengenali perasaan mereka sendiri, mereka akan lebih mudah berkomunikasi dan membangun hubungan sosial yang sehat.

3. Dengarkan Anak Tanpa Menghakimi

Beri anak ruang untuk mengungkapkan isi hatinya tanpa takut dikritik atau disela. Dengarkan dengan penuh perhatian, tatap matanya, dan berikan validasi terhadap perasaan mereka.

Kalimat seperti “Kamu sedih ya karena mainannya rusak? Ibu mengerti itu menyebalkan.” membantu anak merasa dipahami dan lebih nyaman berbicara mengenai perasaan mereka. Sikap yang penuh empati akan mendorong anak untuk lebih terbuka dan percaya diri dalam berbagi cerita.

4. Buat Rutinitas Waktu Bersama Anak 

Luangkan waktu khusus setiap hari untuk berbicara dengan anak tentang apa yang mereka rasakan. Misalnya, saat sebelum tidur, tanyakan sesuatu seperti, “Apa hal paling menyenangkan hari ini?” atau “Apa yang bikin kamu kesal hari ini?”

Dengan membiasakan percakapan seperti ini, anak akan merasa aman untuk berbagi perasaannya. Rutinitas ini tidak hanya memperkuat hubungan orang tua dan anak, tetapi juga membantu mereka membangun kebiasaan mengungkapkan perasaan secara sehat.

5. Berikan Media Ekspresi Selain Bicara

Tidak semua anak nyaman langsung berbicara tentang perasaannya. Beberapa lebih mudah menyalurkan emosi melalui tulisan, gambar, atau permainan peran. Orang tua bisa mengajak anak menggambar wajah dengan ekspresi sedih, marah, atau senang, lalu mendiskusikannya bersama.

Pendekatan ini bisa menjadi jembatan komunikasi bagi anak yang cenderung lebih tertutup. Dengan memberikan alternatif dalam mengungkapkan emosi, anak merasa lebih bebas untuk mengekspresikan dirinya tanpa merasa tertekan.

6. Jangan Takut Membahas Emosi Negatif

Sebagian orang tua menghindari membicarakan perasaan negatif karena takut memperburuk suasana. Padahal, anak perlu tahu bahwa merasa marah, kecewa, atau takut adalah hal yang wajar dan bagian dari kehidupan.

Alih-alih melarang anak menangis, bantu mereka memahami emosi yang sedang dirasakan dan ajari cara menenangkannya. Ini akan membangun ketahanan emosional mereka dan membantu mereka mengelola perasaan dengan cara yang lebih sehat.

Kesimpulan

Bunda, membantu anak belajar mengungkapkan perasaannya adalah investasi jangka panjang dalam membentuk karakter dan kesehatan mental anak. Keterampilan ini akan menjadi bekal penting anak saat menghadapi tantangan di masa depan, baik dalam hubungan sosial, akademik, maupun emosional.

Dengan menjadi orang tua yang mendengarkan, memvalidasi, dan memberi contoh, Bunda telah membuka jalan bagi anak untuk menjadi pribadi yang kuat secara emosional. Ingatlah, tugas kita bukan hanya membesarkan anak yang pintar secara akademis, tetapi juga anak yang tahu cara mencintai dirinya sendiri dan mampu menyuarakan isi hatinya.

Semua anak bisa belajar mengekspresikan emosi, asalkan mendapat ruang, waktu, dan dukungan yang tepat. Yuk, mulai dari hari ini, bantu anak mengenali dan menyuarakan isi hati mereka dengan penuh cinta dan kesabaran.

Reference 

  1. How to Help Kids Understand And Manage Their Emotions. American Psychological Association. Diakses pada 2025 ↩︎
Leave A Comment:

Your email address will not be published. Required fields are marked *