Kapan Anak Mulai Belajar Ambil Keputusan? Simak Begini Penjelasannya
Mengajarkan anak untuk mengambil keputusan adalah salah satu aspek penting dalam perkembangan mereka. Kemampuan ini tidak hanya membantu mereka untuk mandiri, tetapi juga melatih mereka untuk berpikir kritis dan bertanggung jawab atas pilihan mereka.
Namun, banyak orang tua yang bertanya-tanya, kapan sebenarnya waktu yang tepat bagi anak untuk mulai belajar mengambil keputusan?
Sebenarnya, anak-anak mulai belajar mengambil keputusan sejak usia dini, bahkan sejak mereka masih bayi. Ketika mereka memilih mainan mana yang ingin mereka mainkan atau makanan mana yang ingin mereka makan, mereka sedang berlatih mengambil keputusan. Tentu saja, keputusan yang mereka ambil pada usia ini masih sangat sederhana dan didasarkan pada keinginan mereka saat itu.
Seiring bertambahnya usia, anak-anak akan menghadapi situasi yang lebih kompleks yang membutuhkan kemampuan pengambilan keputusan yang lebih matang. Penting bagi orang tua untuk memberikan mereka kesempatan untuk berlatih mengambil keputusan dalam situasi yang aman dan terkendali.
Dengan memberikan mereka kesempatan untuk membuat pilihan, kita membantu mereka untuk mengembangkan kepercayaan diri dan keterampilan pengambilan keputusan yang akan mereka butuhkan sepanjang hidup mereka.
Pentingnya Anak Mulai Belajar Ambil Keputusan Sejak Dini Menurut Psikolog

Kemampuan mengambil keputusan adalah salah satu keterampilan hidup yang perlu diajarkan sejak dini kepada anak. Menurut para psikolog perkembangan, anak yang diajarkan untuk mengambil keputusan sejak kecil akan tumbuh menjadi individu yang lebih mandiri, percaya diri, dan bertanggung jawab.
Selain itu, keterampilan ini juga membantu anak dalam menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari dengan lebih baik.
Anak-anak yang terbiasa mengambil keputusan sendiri, meskipun dalam hal kecil, cenderung lebih mampu mengelola stres dan memiliki daya juang yang lebih tinggi di masa dewasa. Oleh karena itu, membiarkan anak berlatih dalam mengambil keputusan sejak dini menjadi langkah penting dalam membangun karakter yang kuat dan adaptif.
Sayangnya, banyak orang tua yang secara tidak sadar sering kali mengambil alih keputusan anak dengan alasan ingin memberikan yang terbaik atau menghindari anak dari kesalahan. Padahal, membiarkan anak menghadapi konsekuensi dari keputusan mereka sendiri merupakan bagian dari proses belajar yang sangat berharga.
Lalu, kapan anak mulai bisa belajar mengambil keputusan? Dalam artikel ilmiah berjudul How to Raise Independent Children, Emily Edlynn Ph.D menyatakan bahwa anak dengan usia 2 tahun mulai bisa membuat keputusan sendiri.
One could argue that the drive for autonomy lies at the root of many a parent-child conflict, from toddlerhood through adolescence. We want to preserve our agency and governance as parents, and our children want their own. We believe we are in charge or should be, and our children live in perpetuity of wanting to be more in charge than they are. I will never forget when I asked my 2-year-old, “Who’s the boss here?” and he promptly sat on the kitchen floor and peed. I had my answer.1
Cara Melatih Anak Mengambil Keputusan Sejak Dini

Membantu anak dalam mengambil keputusan tidak berarti membiarkan mereka memilih sesuka hati tanpa bimbingan. Orang tua tetap perlu mendampingi dan memberikan arahan yang sesuai dengan usia dan pemahaman anak. Berikut adalah beberapa cara melatih anak dalam mengambil keputusan secara efektif:
1. Berikan Pilihan yang Terbatas
Anak-anak usia dini belum memiliki kapasitas untuk memilih dari terlalu banyak opsi. Oleh karena itu, berikan mereka pilihan yang terbatas, misalnya “Kamu mau pakai baju merah atau biru hari ini?” Dengan cara ini, anak belajar untuk membuat keputusan tanpa merasa kewalahan dengan terlalu banyak pilihan.
2. Libatkan Anak dalam Keputusan Sehari-hari
Orang tua dapat melibatkan anak dalam berbagai keputusan kecil sehari-hari, seperti memilih camilan sehat, menentukan aktivitas akhir pekan, atau mengatur jadwal belajar. Ini membantu mereka merasa dihargai dan lebih percaya diri dalam menentukan sesuatu.
3. Ajarkan Konsekuensi dari Keputusan yang Diambil
Setiap keputusan yang diambil memiliki konsekuensi, baik positif maupun negatif. Misalnya, jika anak memilih untuk tidak membawa jas hujan saat cuaca mendung, mereka akan merasakan sendiri akibatnya saat hujan turun. Orang tua dapat membimbing anak untuk memahami bahwa keputusan yang mereka buat akan membawa dampak tertentu.
4. Biarkan Anak Belajar dari Kesalahan
Sering kali, orang tua merasa khawatir anak akan membuat keputusan yang salah dan mengalami kekecewaan. Padahal, kesalahan adalah bagian dari proses belajar. Biarkan anak merasakan sendiri akibat dari keputusan yang mereka buat, asalkan masih dalam batas yang aman. Setelah itu, bantu mereka untuk menganalisis apa yang bisa diperbaiki di masa depan.
5. Latih Anak dalam Mengatasi Dilema
Mengambil keputusan tidak selalu mudah, terutama ketika anak harus memilih di antara dua hal yang sama-sama menarik. Dalam situasi seperti ini, bantu anak untuk mempertimbangkan pro dan kontra dari setiap pilihan. Misalnya, jika mereka harus memilih antara bermain di luar atau menonton film, ajak mereka untuk memikirkan dampak jangka panjang dari setiap pilihan.
6. Dorong Anak untuk Mengungkapkan Alasannya
Saat anak mengambil keputusan, tanyakan alasan mereka memilih opsi tertentu. Ini akan membantu mereka berpikir lebih kritis dan logis dalam proses pengambilan keputusan. Misalnya, “Mengapa kamu memilih makan roti keju daripada nasi?” Dengan cara ini, anak belajar untuk memahami alasan di balik keputusan mereka.
Kesimpulan
Mengajarkan anak untuk mengambil keputusan sejak dini adalah langkah penting dalam membentuk karakter mereka di masa depan. Dengan membimbing mereka dalam proses ini, anak akan tumbuh menjadi individu yang lebih percaya diri, mandiri, dan bertanggung jawab.
Para psikolog sepakat bahwa anak yang memiliki kemampuan mengambil keputusan dengan baik cenderung lebih sukses dalam kehidupan sosial, akademik, dan profesional mereka kelak. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memberikan anak kesempatan untuk belajar, mengalami, dan bertumbuh dalam proses pengambilan keputusan.
Jadi Bunda, anda tidak perlu khawatir jika melatih anak untuk belajar mandiri dan mengambil keputusan sebab hal ini bisa membantunya untuk berpikir lebih kritis. Gunakan langkah sederhana terlebih dahulu seperti memberikan anak pilihan dan menjelaskan konsekuensinya.
Selain itu, Anda juga bisa memperjelas dengan berbagai contoh dalam kehidupan sehari-hari dengan mudah.
Dengan memberikan pilihan yang sesuai, menjelaskan konsekuensi, serta membiarkan mereka belajar dari kesalahan, anak-anak dapat memahami pentingnya berpikir sebelum bertindak. Jadi, mari mulai memberikan ruang bagi anak untuk belajar mengambil keputusan sejak dini!
Reference
- How to Raise Independent Children. Psychology Today. Diakses pada 2025 ↩︎