6 Akibat Anak Malas Mengaji Bagi Perkembangannya yang Perlu Diperhatikan!
Mengajarkan anak untuk mencintai dan membaca Al-Qur’an merupakan salah satu bagian dari mendidik anak menjadi shalih dan shalihah ya Bunda. Sayangnya, bagaimana jika anak menunjukkan sikap malas atau enggan untuk mengaji? Mungkin sebagian dari kita menganggapnya sebagai hal yang sepele, namun Anda perlu menyadari akibat anak malas mengaji yang bisa mengangu perkembangannya loh.
Padahal, keengganan anak untuk mengaji dapat membawa dampak yang signifikan bagi perkembangannya secara keseluruhan. Artikel ini akan mengupas tuntas 6 akibat yang perlu Bunda perhatikan ketika anak malas mengaji.
Dengan memahami dampak-dampak ini, diharapkan kita sebagai orang tua semakin termotivasi untuk mencari solusi terbaik agar si kecil senantiasa dekat dengan Al-Qur’an. Yuk, simak penjelasannya lebih lanjut!
Penyebab Anak Malas Mengaji yang Sering Ditemui
Mengaji merupakan bagian penting dalam pendidikan Islam bagi anak usia dini. Namun, tak sedikit orang tua yang mulai khawatir ketika anak menunjukkan tanda-tanda malas mengaji.
Anak tampak ogah-ogahan saat diminta membuka Iqra, cepat bosan, bahkan menolak belajar mengaji sama sekali. Jika dibiarkan, akibat anak malas mengaji ini bisa berdampak pada berbagai aspek perkembangan, baik dari sisi spiritual, emosional, hingga kognitif.
Sebelum membahas dampaknya, penting bagi orang tua untuk memahami apa saja penyebab anak menjadi malas mengaji. Salah satunya adalah metode belajar yang kurang menyenangkan.
Anak-anak usia dini sangat menyukai kegiatan yang melibatkan permainan, gerak, dan interaksi. Jika proses mengaji hanya diisi dengan duduk diam dan menghafal, wajar jika mereka kehilangan minat.
Selain itu, tekanan dari lingkungan juga bisa mempengaruhi. Misalnya, jika anak terlalu sering dibandingkan dengan teman-temannya, atau mendapatkan hukuman saat melakukan kesalahan, ini dapat menurunkan motivasi. Ada beberapa alasan penyebab anak malas mengaji berdasarkan Jurnal Mudabbir 2023.
1. Prioritas Pendidikan Formal
Banyak orang tua merasa lebih bangga jika anaknya unggul dalam pendidikan formal, seperti akademik dan keterampilan sekolah. Mereka berusaha keras agar anak mendapat pendidikan terbaik di sekolah.
Namun, sering kali ilmu agama menjadi kurang diperhatikan. Padahal, pendidikan agama yang kuat sejak dini dapat membentuk karakter dan nilai-nilai moral yang kokoh dalam kehidupan anak.
2. Merasa Tidak Perlu Belajar Al-Qur’an
Sebagian orang mungkin berpikir bahwa setelah bisa membaca Al-Qur’an, mereka tidak perlu lagi belajar lebih dalam. Mereka menganggap sudah cukup memahami dasar-dasarnya.
Padahal, belajar Al-Qur’an bukan hanya soal membaca, tetapi juga memahami, mengamalkan, dan memperdalam maknanya untuk bekal kehidupan dunia dan akhirat.
3. Mengaji Hanya Sekadar Tradisi
Ada paradigma baru bahwa mengaji hanyalah sebuah tradisi yang dilakukan oleh semua Muslim, tanpa tujuan menguasai materi secara mendalam. Akibatnya, banyak yang mengaji hanya untuk formalitas.
Jika tanpa kesungguhan dalam belajar, nilai-nilai dari Al-Qur’an tidak benar-benar dipahami dan diamalkan. Penting bagi orang tua untuk menanamkan pemahaman bahwa mengaji adalah kebutuhan spiritual, bukan sekadar rutinitas.
4. Pengaruh Media Elektronik
Kemajuan teknologi menghadirkan berbagai hiburan, seperti acara televisi dan penggunaan gadget. Anak-anak lebih mudah tertarik pada konten digital daripada meluangkan waktu untuk mengaji.
Tanpa pengawasan yang bijak, media elektronik bisa mengalihkan perhatian anak dari pendidikan agama. Orang tua berperan besar dalam mengatur waktu agar anak tetap memiliki keseimbangan antara hiburan dan pembelajaran Islam.
Bahwa anak yang mendapatkan tekanan tinggi saat belajar cenderung mengalami penurunan minat belajar secara keseluruhan, termasuk belajar agama. Faktor lain yang tak kalah penting adalah minimnya teladan dari orang tua.
Jika anak jarang melihat orang tuanya membaca Al-Qur’an, wajar bila ia tidak merasa aktivitas mengaji sebagai hal yang penting dalam kehidupan sehari-hari.
6 Akibat Anak Malas Mengaji Bagi Perkembangannya dan Solusinya
Maka dari itu Bunda, banyaknya penyebab dari anak malas mengaji ini juga akan menimbulkan akibat anak malas mengaji yang perlu Anda ketahui beserta solusinya.
1. Hilangnya Kedekatan dengan Al-Qur’an
Salah satu akibat anak malas mengaji yang paling mendasar adalah menurunnya kedekatan mereka dengan Al-Qur’an. Padahal, membangun hubungan emosional dengan Al-Qur’an sebaiknya dimulai sejak dini. Ketika anak jarang mengaji, Al-Qur’an hanya menjadi simbol formal semata, bukan sumber petunjuk hidup.
Jadikan waktu mengaji sebagai momen hangat bersama keluarga. Ayah dan Bunda bisa mengaji bersama anak sebelum tidur atau setelah salat Magrib, agar tercipta hubungan emosional yang kuat antara anak dan Al-Qur’an.
2. Minimnya Pemahaman Nilai-Nilai Islami
Al-Qur’an bukan hanya bacaan, tapi juga sarana belajar tentang akhlak dan nilai-nilai kehidupan. Akibat anak malas mengaji cenderung kurang memahami konsep dasar dalam Islam seperti kejujuran, kasih sayang, atau pentingnya shalat.
Jangan lupa, bacakan kisah-kisah inspiratif dari Al-Qur’an secara rutin. Gunakan media seperti buku cerita anak Islami atau animasi edukatif agar lebih menarik.
3. Rendahnya Kemampuan Membaca Huruf Hijaiyah
Salah satu efek jangka panjang dari malas mengaji adalah rendahnya kemampuan anak membaca huruf hijaiyah. Mereka bisa kesulitan mengenal huruf hijaiyah, tidak terbiasa membaca doa, dan kurang percaya diri saat diminta tampil dalam kegiatan keagamaan di sekolah.
Ajak anak mengenal huruf hijaiyah lewat permainan edukatif. Banyak aplikasi interaktif yang bisa membantu anak belajar huruf hijaiyah dengan cara yang menyenangkan.
4. Kurangnya Disiplin dan Tanggung Jawab
Mengaji secara rutin membantu anak belajar tentang konsistensi, tanggung jawab, dan disiplin. Akibat anak malas mengaji bisa berpotensi kehilangan momentum belajar nilai-nilai ini sejak dini.
Anda bisa membuat jadwal mengaji harian yang fleksibel namun konsisten. Libatkan anak dalam menentukan waktunya agar mereka merasa lebih memiliki dan bertanggung jawab.
5. Risiko Mudah Terpengaruh Lingkungan Negatif
Tanpa pondasi agama yang kuat, anak-anak bisa lebih mudah terbawa arus pergaulan yang kurang baik di masa remajanya. Ini adalah akibat anak malas mengaji yang kerap tak terlihat langsung, tetapi sangat terasa dampaknya di kemudian hari.
Dampingi anak dalam membangun lingkungan yang positif. Berikan mereka akses ke komunitas Islami anak-anak, seperti kelas mengaji di masjid atau program tahfiz anak yang menyenangkan.
6. Sulit Mengembangkan Spiritualitas dan Ketenangan Batin
Mengaji bukan hanya tentang suara, tapi juga tentang membentuk spiritualitas dan ketenangan jiwa. Banyak studi menunjukkan bahwa membaca Al-Qur’an secara rutin mampu menurunkan stres, menenangkan hati, dan meningkatkan kebahagiaan, bahkan pada anak-anak.
Anak yang malas mengaji mungkin akan tumbuh tanpa ruang spiritual yang cukup. Mereka bisa lebih mudah merasa cemas, emosional, atau kurang percaya diri.
Maka dari itu ajarkan anak bahwa mengaji adalah cara untuk berbicara dengan Allah. Bantu mereka menemukan makna spiritual dari kegiatan ini, bukan hanya aspek teknisnya saja.
Yuk, Mengatasi Anak Malas Mengaji Bersama Private Home Visit Albata
Membiasakan anak mengaji bukanlah sesuatu yang datang begitu saja. Diperlukan ketelatenan, konsistensi, dan contoh nyata dari orang tua agar anak terbiasa dan mencintai Al-Qur’an. Jika saat ini anak Bunda masih malas mengaji, jangan terburu-buru memarahinya.
Alihkan pendekatannya. Gunakan cara yang lebih menyenangkan, penuh kasih, dan sesuai dengan usia mereka.
Bunda juga bisa memberikan kesempatan belajar anak dengan menyenangkan bersama ustadzah profesional. Kelas Private Home Visit Albata hadir sebagai solusi praktis dan efektif, menawarkan pengajaran agama Islam yang mendalam langsung di kenyamanan rumah Anda.
Program ini dirancang khusus untuk anak usia 1 hingga 13 tahun, memberikan bimbingan personal yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap anak.
Dengan kurikulum yang kokoh, bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah, anak-anak akan mempelajari berbagai aspek penting agama Islam, mulai dari tauhid hingga tahfidz, dengan pendekatan yang menyenangkan dan interaktif. Metode pembelajaran Montessori diadopsi untuk memastikan anak-anak belajar dengan cara yang alami dan efektif.
Setiap sesi belajar berlangsung selama 60 menit, dengan 8 pertemuan setiap bulan, memastikan konsistensi dan kemajuan yang teratur. Pengajar yang berpengalaman akan datang ke rumah, menciptakan lingkungan belajar yang akrab dan mendukung.
Selain itu, setiap peserta akan mendapatkan learning kit dan starter kit gratis, memberikan semua alat yang diperlukan untuk perjalanan belajar yang sukses.
Dengan harga yang terjangkau, Kelas Private Home Visit Albata memberikan kesempatan bagi orang tua untuk memberikan pendidikan agama yang terbaik bagi anak-anak mereka, tanpa mengorbankan kenyamanan dan fleksibilitas.
Reference
Arlina dkk. 2023. Analisis Faktor Penyebab Menurunnya Minat dan Solusinya Bagi Anak Usia Sekolah di Desa Tinggi Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu. Jurnal Mudabbir. Volume 3 No 1.